AKU DALAM IKATANKU



AKU DALAM IKATANKU

(MUSYCAB XIX IMM SALATIGA)

Aku bukan yang terbaik, tetapi sedang belajar menjadi baik. Amanah bagiku adalah keharusan untuk disampaikan, dan memang begitu. Belajar dari pengalaman adalah diriku. Aku sudah pernah bahagia, terharu, sedih, terluka, dan kecewa. Bukan karena orang-orang disekitarku, melainkan karena ego pada diriku. Aku kurang bahkan tidak bisa memahami diriku dan apa inginku.

Seperti iman, terkadang semangat dalam diri juga ada naik turunya. Terkadang untuk membangkitkanya setengah mati sampai pernah hampir ingin sampai disini. Tapi tuhanku selalu menjagaku, untuk terus mencoba dan berusaha. 

Aku sampai hari ini, tidak lepas dari ikatan-ikatan yang telah di bangun. Dengan kawan, guru, pedagang, sopir, dan manusia dengan berbagai profesi dan kebiasaan. Keberanianku di bangun disini, terutama sejak aku menjadi seorang yang dianggap memiliki kemampuan lebih dibanding masyarakat pada umumnya, sebagai mahasiswa. Disini aku mulai menemukan apa inginku dan tujuanku di dunia. Rasa ingin tahuku semakin mendorongku untuk terus mencari, inilah yang mengantarkanku pada keberanian itu. 

Tuhanku, aku ingin ini terus seperti ini, agar aku mau untuk terus belajar dan belajar lagi tanpa merasakan lelahnya mencari. Ikatanku adalah keluargaku, ini adalah hal sepele yang sangat sulit ditanamkan tanpa adanya keyakinan dan kepercayaan. Mencoba memahami, mengerti, dan peka terhadap orang lain itu tidak mudah, tapi jika mau itu tidak masalah. 

Problematika semakin mendewasakan, bukan semakin membuat lusuh keadaan. Cinta akan tumbuh dengan sendirinya dengan syarat ikhlas, walaupun aku belum pernah tau sejauhmana rasa ikhlas itu dapat diungkapkan tapi ini sebuah keharusan dan tuntutan dalam melaksanakan. 

Tak terhitung kebahagiaanku di sini, bahkan kesedihan dan rasa haru semua bercampur aduk yang menjadikan rasa semakin beraneka. Senang, bahagia dan bersyukur bisa menemukanmu. Terimakasih karena telah mengantarkanku menuju masa depan yang cerah. Disini aku banyak belajar arti ketulusan,perjuangan, dan rasa lelah yang semoga menjadi lillah. Bekerja untuk ummat adalah keharusan bagiku, manfaat adalah motivasiku untuk terus maju dan memikirkan orang lain. Bahagiaku akan kugadaikan untuk bahagiamu, dan bahagia mereka yang semoga dapat menjadi bahagia kita bersama. 

Untuk para malaikatku, tidak ada yang bisa ku berikan pada kalian, hanya do’a yang terus kupanjatkan pada pemilik alam. Dan untuk ikatanku semoga pengabdian ini dapat sedikit menjadi tanda syukur dan terimakasihku padamu, semoga akan semakin banyak yang mencintaimu dan yang mencarimu. Bahagia dan bangga dapat berjuang bersamamu hingga kini. 

Coretan "Hidakhan”
Semarang, 29 April 2018
Pandanaran Hotel 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata,ini